![]() |
Bandara Rahadi Usman Ketapang |
![]() |
Pagi Yang Cerah di Ketapang |
![]() |
Olahan Batu Alam Khas Ketapang |
![]() |
Salah Satu Toko Olahan Batu di daerah Tuan-Tuan |
![]() |
Bapak Dayat Kecubung Pengrajin Batu Alam di Ketapang |
![]() |
Menaiki Pesawat ATR72-200 |
Kabupaten Ketapang merupakan salah satu Kabupaten
terluar di Provinsi Kalimantan Barat dengan
ibukota kabupatennya berada dipinggiran Sungai Pawan. Kunjungan DPD KNPI
Kalbar kali ini memiliki cerita yang cukup unik untuk ditulis. Entah bagaimana
asal nama kabupaten ini bernama ketapang yang bila ditelusuri bahwa nama
ketapang juga merupakan sebuah nama sejenis pohon pantai yang rindang dan
ditanam di taman, tepi jalan serta pekarangan rumah untuk peneduh dan bahkan banyak
dijumpai diberbagai tempat. Hasil googling juga memberikan keterangan bahwa di
daerah provinsi jawa timur terdapat juga nama daerah yang bernama ketapang.
Perjalanan ke Kabupaten Ketapang dari Ibukota
Provinsi Pontianak bisa diakses melalui tiga jalur transportasi yakni melalui transportasi
Udara, Laut, dan Darat. Perjalanan menggunakan transportasi udara bisa di
tempuh dengan waktu yang relatif singkat kurang lebih 35 menit, sedangkan bila
menggunakan transportasi laut atau jalur sungai bisa ditempuh dengan 7 jam
perjalanan menggunakan Kapal Laut Expres yang ada di Pontianak, dan bila kita
tidak ingin meninggalkan kendaraan kita di ibu kota provinsi dan menikmati
sensasi perjalanan darat maka jalur darat bisa menjadi alternatif terakhir
dengan perjalanan yang agak lebih panjang.
Perjalanan rombongan DPD KNPI Kalbar ke Kabupaten
Ketapang menggunakan moda transportasi udara, dikarenakan waktu tempuh yang
singkat karena harus menghadiri RAKERDA DPD KNPI Ketapang, selama perjalanan
dari atas pesawat udara jenis ATR72-200 memberikan sensasi pemandangan yang
cukup mengagumkan. Jika cuaca cerah kita akan disuguhi pemandangan bentang alam
berupa aliran sungai yang jumlahnya tidak sempat kita hitung karena begitu
banyaknya berkelok-kelok bagai ular yang begitu panjang dan tak berujung,
disertai pegunungan yang menjulang
hingga menembus awan serta tampak persawahan dan perkebunan teratur seperti
susunan kotak-kotak bujur sangkar yang sangat memanjakan mata.
![]() |
Salah Satu Pramugari Mempergakan Alat Keselamatan |
Di Kabupaten Ketapang ini juga lah terkenal dengan
berbagai jenis cerita pengrajin batu alamnya yakni berupa Kecubung, dari yang
namanya Kecubung Kopi, Kecubung cincau, kecubung bensin, kecubung solar, hingga
kecubung “keribang”, dll yang banyak dijadikan komoditi oleh pengrajin batu
olahan orang-orang setempat. Pada kesempatan kali ini rombongan berkesempatan
berkunjung dengan salah satu pengrajin Batu Kecubung bernama Dayat Kecubung
(bukan nama samaran). Namanya cukup terkenal di daerah Ketapang sehingga tidak
sulit untuk mencari pengrajin batu yang satu ini. Di kesempatan itu pula
ternyata dan tidak disangka kami bertemu dengan Bapak Bupati Ketapang yang juga
berkunjung ke tempat bapak Dayat Kecubung.
![]() |
Salah Satu Kecubung "Keribang" Siap Pakai |
Pada kesempatan kali ini kami juga berkesempatan berwisata
kuliner khas Ketapang yakni di Rumah Makan Bu Rakimah tidak jauh dari Masjid
Al-Ikhlas Ketapang yang berdiri kokoh cukup megah. Rumah makan ini menyediakan
beberapa menu khas, akhirnya kami tertarik untuk mencicipi salah satu makanan
yang diberi nama “Ketupat Colet”. Makanan yang terdiri dari ketupat beras putih
ditambah olahan daging sapi dengan bumbu pekat, ternyata cara memakannya inilah
yang kemudian melekat pada nama makanan khas tersebut yakni dengan mencoletkan
ketupat pada bumbu dagingnya.
![]() |
Menikmati "Ketupat Colet" |
Pada malam terakhir di Ketapang menyempatkan diri
untuk duduk-duduk di ruko-ruko sepanjang pinggir jalan kota, di kedai kopi
untuk sekedar berkumpul dengan teman-teman. Setelah 3 hari 2 malam berada di
Kabupaten Ketapang, akhirnya kami pun
menyelesaikan agenda di Kabupaten Ketapang dengan berbagai pengalaman dan kenangan,
kembali ke Pontianak Ibukota Provinsi untuk beraktivitas kembali seperti biasa.
Selamat tinggal Kota Ketapang, Tanah Kayong yang elok nan rupawan mudah-mudahan
suatu saat kami kembali ke sini lagi. Bercerita kembali tentang “Ketupat Colet”
dan “Kecubung” lainnya. Salam Pemuda, Salam Indonesia dari Tanah Kayong cerita
ini bermula.(wh)
![]() |
Pemandangan Alam di Sekitar Bandara Supadio Pontianak |
![]() |
Tiba Kembali di Pontianak |