Sebuah Catatan Perjalanan: Ketapang, we are here..

Senin, 26 Januari 2015
Bandara Rahadi Usman Ketapang

Pagi Yang Cerah di Ketapang 
Olahan Batu Alam Khas Ketapang
Salah Satu Toko Olahan Batu
di daerah Tuan-Tuan
Bapak Dayat Kecubung Pengrajin
Batu Alam di Ketapang


Menaiki Pesawat ATR72-200

Kabupaten Ketapang merupakan salah satu Kabupaten terluar di Provinsi Kalimantan Barat dengan  ibukota kabupatennya berada dipinggiran Sungai Pawan. Kunjungan DPD KNPI Kalbar kali ini memiliki cerita yang cukup unik untuk ditulis. Entah bagaimana asal nama kabupaten ini bernama ketapang yang bila ditelusuri bahwa nama ketapang juga merupakan sebuah nama sejenis pohon pantai yang rindang dan ditanam di taman, tepi jalan serta pekarangan rumah untuk peneduh dan bahkan banyak dijumpai diberbagai tempat. Hasil googling juga memberikan keterangan bahwa di daerah provinsi jawa timur terdapat juga nama daerah yang bernama ketapang.

Perjalanan ke Kabupaten Ketapang dari Ibukota Provinsi Pontianak bisa diakses melalui tiga jalur transportasi yakni melalui transportasi Udara, Laut, dan Darat. Perjalanan menggunakan transportasi udara bisa di tempuh dengan waktu yang relatif singkat kurang lebih 35 menit, sedangkan bila menggunakan transportasi laut atau jalur sungai bisa ditempuh dengan 7 jam perjalanan menggunakan Kapal Laut Expres yang ada di Pontianak, dan bila kita tidak ingin meninggalkan kendaraan kita di ibu kota provinsi dan menikmati sensasi perjalanan darat maka jalur darat bisa menjadi alternatif terakhir dengan perjalanan yang agak lebih panjang.

Perjalanan rombongan DPD KNPI Kalbar ke Kabupaten Ketapang menggunakan moda transportasi udara, dikarenakan waktu tempuh yang singkat karena harus menghadiri RAKERDA DPD KNPI Ketapang, selama perjalanan dari atas pesawat udara jenis ATR72-200 memberikan sensasi pemandangan yang cukup mengagumkan. Jika cuaca cerah kita akan disuguhi pemandangan bentang alam berupa aliran sungai yang jumlahnya tidak sempat kita hitung karena begitu banyaknya berkelok-kelok bagai ular yang begitu panjang dan tak berujung, disertai  pegunungan yang menjulang hingga menembus awan serta tampak persawahan dan perkebunan teratur seperti susunan kotak-kotak bujur sangkar yang sangat memanjakan mata.
Salah Satu Pramugari
Mempergakan Alat Keselamatan
 
Pemandangan Baling-Baling
Pesawat tipe ATR72-200
Di Kabupaten Ketapang ini juga lah terkenal dengan berbagai jenis cerita pengrajin batu alamnya yakni berupa Kecubung, dari yang namanya Kecubung Kopi, Kecubung cincau, kecubung bensin, kecubung solar, hingga kecubung “keribang”, dll yang banyak dijadikan komoditi oleh pengrajin batu olahan orang-orang setempat. Pada kesempatan kali ini rombongan berkesempatan berkunjung dengan salah satu pengrajin Batu Kecubung bernama Dayat Kecubung (bukan nama samaran). Namanya cukup terkenal di daerah Ketapang sehingga tidak sulit untuk mencari pengrajin batu yang satu ini. Di kesempatan itu pula ternyata dan tidak disangka kami bertemu dengan Bapak Bupati Ketapang yang juga berkunjung ke tempat bapak Dayat Kecubung.
Salah Satu Kecubung "Keribang"
Siap Pakai
 
Bongkahan Batu Kecubung Cincau
Pada kesempatan kali ini kami juga berkesempatan berwisata kuliner khas Ketapang yakni di Rumah Makan Bu Rakimah tidak jauh dari Masjid Al-Ikhlas Ketapang yang berdiri kokoh cukup megah. Rumah makan ini menyediakan beberapa menu khas, akhirnya kami tertarik untuk mencicipi salah satu makanan yang diberi nama “Ketupat Colet”. Makanan yang terdiri dari ketupat beras putih ditambah olahan daging sapi dengan bumbu pekat, ternyata cara memakannya inilah yang kemudian melekat pada nama makanan khas tersebut yakni dengan mencoletkan ketupat pada bumbu dagingnya.
Menikmati "Ketupat Colet"


Pada malam terakhir di Ketapang menyempatkan diri untuk duduk-duduk di ruko-ruko sepanjang pinggir jalan kota, di kedai kopi untuk sekedar berkumpul dengan teman-teman. Setelah 3 hari 2 malam berada di Kabupaten Ketapang, akhirnya kami  pun menyelesaikan agenda di Kabupaten Ketapang dengan berbagai pengalaman dan kenangan, kembali ke Pontianak Ibukota Provinsi untuk beraktivitas kembali seperti biasa. Selamat tinggal Kota Ketapang, Tanah Kayong yang elok nan rupawan mudah-mudahan suatu saat kami kembali ke sini lagi. Bercerita kembali tentang “Ketupat Colet” dan “Kecubung” lainnya. Salam Pemuda, Salam Indonesia dari Tanah Kayong cerita ini bermula.(wh)
Pemandangan Alam di Sekitar
Bandara Supadio Pontianak 
Tiba Kembali di Pontianak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar